Rusuh Mako Brimob Harus Transparan, Wiranto: Menyangkut Keamanan Nasional

rusuh mako brimob

topmetro.news – Menko Polhukam Wiranto menyebut, rusuh Mako Brimob Depok menyangkut masalah keamanan nasional. Karena itu, penanganannya harus dilakukan hati-hati.

“Ini masalah yang harus kita tangani hati-hati, sungguh-sungguh, karena menyangkut masalah keamanan nasional. Menyangkut bagaimana mengatasi (dengan) baik dan benar secara hukum dan tuntas,” ujar Wiranto kepada wartawan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakpus, Rabu (9/5/2018)

Rusuh Mako Brimob Depok dibahas dalam rapat gabungan bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala BIN Budi Gunawan, Kepala BNPT Suhardi Alius, dan Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto.

Namun hasil pembahasan termasuk penjelasan mengenai kerusuhan di rutan Mako Brimob Depok tidak disampaikan Wiranto. “Nanti saja, masalah begini nggak bisa saya ekspose. Kalau selesai, saya ekspose,” kata Wiranto.

Karena Hal Sepele

Kabiro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal sebelumnya mengatakan, penanganan pascarusuh di Rutan Mako Brimob masih dilakukan. Polisi melakukan negosiasi dengan tahanan.

“(Rusuh) pemicunya adalah hal sepele, pemicunya adalah masalah makanan. Jadi makanan yang harus memang sesuai SOP harus diverifikasi dari kami, apakah ada barang-barang lain. Itu terjadi keributan atau cekcok, itu saja. Yang lain-lain tidak ada,” ujar Iqbal.

Polri Harus Jelaskan

Polri pun diminta segera memberikan penjelasan secara terbuka dan transparan terkait rusuh Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. Polri juga harus menangani kerusuhan secara cepat.

“Pihak kepolisian perlu menjelaskan secara transparan tentang apa sesungguhnya yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua Depok. Kenapa situasi mencekam di Mako Brimob itu belum juga terkendali hingga 11 jam dan membuat aktivitas masyarakat terganggu akibat jalanan diblokir,” kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam keterangan persnya kepada wartawan, Rabu (9/5/2018).

Menurut IPW, kerusuhan terjadi sejak Selasa (8/5/2018) pukul 15.00 WIB. Hingga Rabu (9/5/2018) sore, akses ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, masih diblokir aparat polisi.

“Ironisnya, tidak ada penjelasan yang transparan dari kepolisian tentang kekacauan yang terjadi di Mako Brimob,” ujar Neta.

Untuk itu, Neta mengimbau Polri segera memberikan keterangan secara transparan mengenai situasi sebenarnya yang terjadi di Rutan Mako Brimob. Polri harus menjelaskan penyebab kerusuhan serta korban dari polisi dan napi dalam kerusuhan itu.

Perlawanan Sengit Teroris

“IPW mengimbau kepolisian menjelaskan peristiwa ini dengan transparan tentang apa yang terjadi. Tentang berapa korban tewas dan luka dalam kekacauan itu. Dan tentang senjata api polisi yang berhasil dirampas napi teroris. Sebab, dari informasi yang diperoleh, ada lima sampai tujuh unit senjata api polisi yang dirampas napi teroris. Dan inilah yang membuat polisi kesulitan mengendalikan situasi. Karena para napi melakukan perlawanan sengit dengan senjata api rampasan,” imbuhnya.

Neta menyampaikan keprihatinannya terkait  rusuh Mako Brimob yang diakhiri dengan penyanderaan itu. Catatan IPW, kerusuhan di Mako Brimob bukan sekali ini terjadi. Sebelumnya, pernah terjadi kekacauan juga di Rutan Mako Brimob.

Mudah Dijebol Teroris

Neta mengkritisi pengamanan di Rutan Mako Brimob yang mudah dijebol oleh napi teroris. “Dan kekacauan ini terjadi beberapa saat setelah Brimob memunculkan kontroversi karena berpatroli mengamankan kantor-kantor partai politik di Semarang,” kata Neta.

“Bagaimana Brimob bisa berpatroli menjaga kantor orang lain, sementara menjaga markasnya sendiri saja kebobolan. Bagaimana Brimob bisa diharapkan maksimal menjaga pilkada serentak, menjaga markasnya sendiri saja kebobolan. Dengan adanya kekacauan di Rutan Mako Brimob ini, Kapolri sudah saatnya mengevaluasi jabatan Dankormar Brimob sehingga kekacauan tidak terulang lagi di Rutan Brimob,” ujarnya. (TM-RED)

sumber: detik.com

Related posts

Leave a Comment